Kok Orang RI Sangat Marah ke Pajak? Sri Mulyani Jawab Begini!

Jakarta - Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan memahami kemarahan publik terhadap institusi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Hal ini tak lepas atas aktivitas beberapa oknum yang doyan pamer kekayaan.
"Kalau anda terlihat kaya, bukannya anda kelihatan keren, malah rakyat marah maka Anda lagi dalam tempat defensive gitu kan," ujar Sri Mulyani dalam Economic Outlook 2023 bersama tema "Menjaga Momentum Ekonomi pada Tengah Ketidakpastian" pada Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Sri Mulyani meminta PNS dalam bawah naungannya bertindak lebih hati-hati. Salah satunya mengganti hobi, yang tadinya menggunakan moge dalam aktivitas berjalan kaki bersama.
"Ya udah lah gak usah naik motor gede, jalan kaki saja pas saya, muter-muter Senayan. Itu sehat, makan bubur, itu doang membaik gitu loh," jelasnya.
Berkaca dalam kasus Rafael Alun, Sri Mulyani menyampaikan bahwa seluruh PNS kini terimbas persoalan tercatat. Bahkan terbersetuju mereka yang sudah betul jauh didalam menjalankan tugas.
"Mereka yang terlukai paling parah melalui kasus ini, ini patut disadari kami doang bekreja menjumpai Republik ini, yang mengkhianati ini kita cabut tanpa melakukan institusi rusak," tegas Sri Mulyani.
Sebelumnya, sejumlah pesohor dengan akun bercentang biru misalnya, turut mengungkapkan kekecewaannya dengan Twitter karena mengaku telah rutin membayar pajak, diantaranya @fajarnug***, @FiersaBes***, serta @RamliRi***. Mereka mengatakan, telah membayar pajak, tapi pejabat pajak malah bergerak-gerik bernapas mewah, sebatas mereka mengaku tak percaya lagi bayar pajak.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad, menganggap berlarut-larutnya kemarahan para wajib pajak atas kasus ini adalah hal yang logis. Karena memang Direktorat Jenderal Pajak menjadi salah satu institusi pemerintahan yang menerima insentif berupa tunjangan kinerja tergemuk.
"Publik marah karena merasa pajak bahwa mereka berikan, laporkan, dan jadinya ternyata biaya costnya bagi pegawainya lebih agam, tercermin dari biaya insentif bahwa diberikan," kata Tauhid kepada CNBC Indonesia, Senin (27/2/2023).
Dengan tunjangan kinerja yang gemuk itu, Tauhid menekankan, para pegawai pajak belum memberikan teladan yang baik terhadap masyarakat ataupun pegawai pemerintahan lainnya, lantaran kasus bagai Rafael berbuntut lama selesai terungkapnya komunitas moge Dirjen Pajak Suryo Utomo Belasting Rijder.
"Ini dicerminkan oleh internal, Dirjen Pajak menyertai punggawanya, selesai muncul kasus ini terbuka semua, jadi jelas publik marah," tutur Tauhid.